Jakarta –
Sebuah studi yang diterbitkan pada awal tahun 2022 disebutkan bahwa game dapat mempertajam kemampuan kognitif. Padahal, game sering kali dianggap sebagai sesuatu yang mengancam bagi kehidupan anak.
Dikutip dari detikEdu, baik game yang terdapat di gadget, komputer, atau laptop dianggap mengkhawatirkan karena membuat seseorang bisa lupa waktu dan berjarak dengan kehidupan sosialnya. Pada titik tertentu, banyak orang khawatir jika terlalu banyak bermain game bisa membuat seseorang menjadi antisosial.
Kekhawatiran ini kemudian menarik perhatian para ilmuwan untuk meneliti lebih jauh. Terutama berkaitan dengan efek positif game bagi kepintaran seseorang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini beberapa penjelasan studi tentang kaitan game dengan kemampuan seseorang, dikutip dari laman Science Fokus.
Efek Game pada Kemampuan Otak
Permainan dan aplikasi ‘asah otak’ telah bertahun-tahun disebut sebagai cara yang mudah dan efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif. Dengan memainkan serangkaian teka-teki cepat yang berfokus pada hal-hal seperti ingatan atau kesadaran spasial.
Seiring waktu kemampuan di bidang ini akan meningkat. Kemudian secara teori, kecerdasan umum juga akan meningkat.
Namun, dari perspektif penelitian, masalah utama yang menjadi fokus ilmuwan adalah tentang efek yang dihasilkan dari permainan. Apakah meningkatkan keterampilan pada permainan memori tertentu dan/atau menghasilkan peningkatan kognitif secara lebih luas?
Para ilmuwan telah mencoba untuk membuat perbedaan antara efek terdekat dan terjauh yang bisa dihasilkan.
Efek dekat yang dimaksud adalah apakah memainkan satu permainan tentang memori bisa menghasilkan peningkatan pada permainan memori lainnya. Sementara efek jauh berhubungan dengan apakah memainkan permainan itu menghasilkan perbaikan umum dalam kemampuan kognitif atau kecerdasan.
Efek Bermain Game Berdasarkan Durasi
Pada tahun 2020, para peneliti Institut Karolinska di Swedia melihat data dari sekitar 9.000 anak-anak Amerika.
Peneliti menemukan bahwa anak-anak berusia 9 atau 10 tahun yang bermain video game untuk waktu di atas rata-rata, tidak menunjukkan perbedaan dalam kecerdasan dibandingkan dengan mereka yang bermain dalam waktu lebih sedikit.
Untuk melihat hasil lain, peneliti juga melibatkan 5.000 anak-anak selama dua tahun. Hasilnya, ditemukan bahwa pada usia 12 tahun, anak-anak yang bermain video game memiliki 2,5 poin IQ lebih banyak daripada rata-rata.
Tidak hanya pada anak-anak, sebuah studi tahun 2020 terhadap orang dewasa berusia 60 hingga 80 tahun juga menunjukkan bahwa bermain game seperti Angry Birds atau Super Mario 3D World menghasilkan peningkatan memori selama rentang waktu empat minggu.
Apakah Game Bisa Membuat Seseorang Lebih Pintar?
Berdasarkan data seseorang yang bermain game, diketahui bahwa mereka mengalami peningkatan kemampuan kognitif. Namun, para ilmuwan masih mencoba untuk memahami mengapa hal ini mungkin terjadi.
Meski ada beberapa temuan yang menjanjikan, banyak peneliti masih belum mengetahui apakah saat ini ada cukup bukti yang meyakinkan untuk mendukung klaim bahwa video game membuat kita lebih pintar.
Namun, di sisi lain, setidaknya banyak bukti menunjukkan bahwa game tidak membuat pikiran jadi lemah atau maladaptif. Hal ini bisa menegaskan terhadap kekhawatiran lama yang kerap beredar.
Simak Video “Arab Saudi Siap Selenggarakan Piala Dunia Esports di 2024“
[Gambas:Video 20detik]
(urw/alk)