Mendorong Pengembang Game Lokal Naik Kelas


Jakarta

Ekosistem game di Indonesia menguat, mulai akar hingga daunnya. Pasar game di Indonesia menduduki posisi ke-3 terbesar di dunia dengan jumlah 3.45 miliar pengunduh pada 2022 (Data.ai, 2023). Dari sisi ekonomi, Statista memperkirakan bahwa total cuan dari industri game Tanah Air mencapai US$759.50 juta pada 2022 dengan peningkatan sebesar 7% setiap tahun. Pendapatan ini terutama diperoleh dari top-up game dan layanan iklan.

Hanya saja, pasar game di Tanah Air masih didominasi oleh pengembang luar. Laporan Data.ai bertajuk State of Mobile 2023 menunjukkan bahwa 1/3 belanja pemain game lari ke pengembang dan penerbit game di China, dan sisanya berasal dari Amerika Serikat, Singapura, Jepang, Korea Selatan, dan Irlandia. Data Kementerian Industri menyebut bahwa kue pasar game di Indonesia hanya dinikmati oleh segelintir 0,4% pengembang lokal (Kementerian Perindustrian, 2021).

Bagi pengembang dan penerbit China, pasar luar negeri termasuk Indonesia menjanjikan monetasi profit dan ekspansi bisnis yang menggiurkan. Pengembang game asal China seperti Tencent Games, Moonton, miHoYo, NetEase Games, dan Lilith Games terbukti merajai market share, top of mind, hingga menjadi cabang game resmi dalam Piala Presiden Esports Indonesia.


Bukan Sekadar Permainan

Game online memiliki karakteristik, mekanisme, dan makna tersendiri bagi para pemainnya. Karakteristik, mekanismem dan makna ini sesuai dengan jenis genre game. Game aksi fokus pada pertarungan, game bergenre petualangan fokus pada eksplorasi, game Role-Playing Game (RPG) berfokus pada karakter, game shooter pada aksi tembak, dan MMORPG (massively multiplayer online role-playing game) berfokus pada interaksi antarpemain.

Meskipun demikian, game online tersebut tidak pernah lepas dari muatan unsur budaya, sejarah, dan nilai yang dianut oleh negara pengembangnya berasal. Melalui fitur, karakter, map atau latar, para pengembang mempromosikan budaya dari negara asal.

Sebut saja Mobile Legends, game online yang menjadi dambaan dan merajai mobile games bergenre multiplayer online battle arena (MOBA) ini memuat beberapa hero yang berasal dari kisah legenda China. Hero Zilong merepresentasikan Zhao Yun dari Dinasti Han, Hero Sun Wukong seekor kera yang cerdik, Hero Chou yang terinspirasi Bruce Lee, Hero Chang’e seorang istri Hou Yi, dan Hero Akai yang menyerupai karakter Po ‘Kungfu Panda’ (Bolong.id, 2021).

Studi menarik dari Baoyi Guo a dan Jiaqi Liu (2021) menunjukkan ada hubungan mutualisme antara pengembang terbesar di China, Tencent Games dengan pemerintahan China untuk mempromosikan khazanah budaya China kuno lewat game Tencent’s Neo-Culture Creativity. Promosi itu dikenalkan lewat gameplay dan narasi cerita. Salah satu game Tencent, Arena of Valor atau Mobile Arena di pasar Indonesia merupakan game yang secara konsep diadopsi dari legenda China. Ibarat menyelam minum air, selain menghadirkan konten hiburan permainan, pengembang game juga mengenalkan budaya asal.

Hal itu menunjukkan bahwa game bukan sekedar permainan biasa. Game sudah menjadi instrumen soft diplomacy untuk mempromosikan kebudayaan lokal dan mengangkat khazanah kebudayaan di level internasional. Lebih dari itu, bahwa generasi milenial, Gen-Z, dan baby boomer yang lekat dengan teknologi, tech savy cenderung lebih mudah memahami kebudayaan masa silam dengan sentuhan kekinian lewat game.Rangkulan Pemerintah

Melihat kokohnya industri game di Tanah Air, sudah sepatutnya pemerintah Indonesia menengok ke dalam dan merangkul para pengembang game lokal untuk naik kelas. Rangkulan pemerintah harus dibarengi dengan strategi, insentif, regulasi, promosi, akses pasar, kolaborasi, dan talenta yang mumpuni. Strategi itu bertujuan untuk meramu inovasi, memasang target, dan mengintegrasikan sumber daya dalam menguatkan pengembang game lokal.

Insentif diberikan untuk menstimulasi para pengembang game lokal lewat keringanan pajak, pemberian subsidi, dan hibah yang berguna untuk mendorong para pengembang lokal dalam masa awal pengembangan (infant industry) lebih berfokus pada pengembangan teknologi, riset, dan produksi game.

Regulasi diarahkan agar game yang dikembangkan selaras dengan nilai dan budaya Indonesia. Sehingga selain bisa menjadi alat permainan, game juga menjadi alat untuk mengenalkan nilai dan budaya Indonesia, baik domestik maupun internasional.

Untuk membangun ekosistem dan basis komunitas, pemerintah juga bisa mendukung pengembangan game lokal lewat promosi dalam bentuk turnamen kejuaraan. Pemerintah juga perlu menyediakan akses pasar berskala internasional yang menjanjikan pengembangan game lokal. Akses pasar bisa ditempuh melalui event, trade show, dan konferensi berskala internasional, lewat delegasi dan atase perdagangan, maupun kolaborasi dengan pengembang game di negara lain.

Mengingat sektor kreatif termasuk game berkelindan dengan berbagai institusi, sudah sewajarnya pemerintah bertindak sebagai fasilitator maupun penghubung dalam mendukung terciptanya kolaborasi.

Poin terakhir, pengembangan sektor gaming menuntut adanya talenta kreatif yang mahir dalam penelitian hingga pengembangan. Talenta-talenta anak bangsa perlu mendapatkan pendidikan, keterampilan, dan kecerdasan. Edukasi, pelatihan, dan scholarship menjadi opsi jangka panjang; opsi jangka pendeknya, untuk transfer knowledge and skill, memberikan kesempatan internship, pertukaran pelajar, hingga incubator dan accelerator untuk pengembangan talenta industri game.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(mmu/mmu)

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *