Jakarta –
Mahasiswa dan dosen Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) tengah menggarap film Setan Alas. Film bergenre horor sci-fi ini direncanakan tayang pada 2023.
Setan Alas disutradarai Yusron Fuadi, Dosen Sekolah Vokasi UGM sebelumnya juga menyutradarai film Tengkorak (2017), yang juga dirilis tim Sekolah Vokasi UGM.
Yusron menuturkan, film Setan Alas mengambil latar hutan Gunungkidul dan vila angker di Kaliurang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Naskah dibuat setahun lebih, sedangkan syuting dilakukan di lokasi vila horor di Kaliurang,” kata Yusron saat pemutaran teaser film Setan Alas di sela peluncuran project-based learning Merdeka Belajar Sekolah Vokasi UGM, dikutip dari laman kampus.
Setan Alas bercerita tentang lima remaja yang harus keluar dari teka-teki kematian salah satu rekannya. Mereka harus beradu kecerdasan agar tidak ikut tewas.
Film horor sci-fi ini juga menggunakan teknologi visual effect, salah satunya dalam adegan serangan zombie ke rumah.
“Kita masih kurang ada 1-2 adegan lagi yang membutuhkan figuran 100 zombie yang menyerang satu rumah. Editing sudah jalan dan visual effect sudah dilaksanakan, nantinya ada 3000 zombie menyerang satu rumah,” jelas Yusron.
Yusron menuturkan, pembuatan film Setan Alas melibatkan mahasiswa Sekolah Vokasi UGM, mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Akademi Film Yogyakarta, dan siswa SMK.
Bagi Yusron, pembuatan film Setan Alas juga menjawab tantangan Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudistek), yang memintanya memproduksi film lainnya usai rilisnya Tengkorak.
“Beliau berpesan agar saya tidak hanya berhenti pada film Tengkorak saja,” kenangnya.
Prototipe Game
Bersamaan dengan pemutaran teaser Setan Alas, Sekolah Vokasi UGM juga meluncurkan prototipe game Becak 2045 dan game Persia.
Game Becak merupakan virtual reality racing game yang mengangkat tentang kearifan lokal yang dimiliki bangsa Indonesia. Sementara itu, Persia merupakan simulation game pertempuran luar angkasa 3D indie dengan latar cerita tahun 2297.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM Dr Arie Sudjito menuturkan, karya film dan game para mahasiswa menandai bagaimana sekolah vokasi mampu mendorong potensi dan kreativitas dengan rasa nyaman.
“Sekolah vokasi memberikan rasa kenyamanan itu, [tampak] dengan banyaknya karya yang dihasilkan, karena mereka leluasa mengembangkan potensi diri dan kreativitasnya,” kata Arie.
Ia menambahkan, karya para dosen dan mahasiswa tersebut juga menjadi bagian Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Dengan begitu, penggarapan film dan games ini dapat menjadi model pembelajaran bagi mahasiswa untuk menghasilkan karya intelektual lewat kolaborasi dan menajerial antarmahasiswa dan masyarakat.
Simak Video “Film Indonesia Tembus Festival Film Internasional, Ini Keuntungannya!“
[Gambas:Video 20detik]
(twu/nwy)